Apresiashit "Risalah"

Perkembangan Peserta Didik Secara Sosial dengan Teman Sebaya
Jajang Riyanto
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Kampus Serang - Universitas Pendidikan Indonesia
Jajangrianto1519@gmail.com

ABSTRAK
Perkembangan sosial yang dialami oleh peserta didik di usia sekolah dasar perlu diperhatikan, baik oleh orang tuanya, guru maupun lingkungan sekitarnya. Sosok teman memiliki peran penting dalam pekembangan sosial peserta didik, karena seorang anak cenderung lebih senang bermain bersama teman-temannya dan lebih senang jika bermain diluar rumah dibandingkan diam di rumah. Dalam pergaulan peserta didik membutuhkan bimbingan yang lebih, karena pada zaman sekarang, pergaulan anak usia sekolah dasar sudah banyak dipengaruhi oleh budaya-budaya yang dikatakan tidak pantas jika hal tersebut ada pada pergaulan seorang anak terutama pada usia sekolah dasar. Berdasarkan hasil wawancara ke salah satu guru dan beberapa siswa di salah satu sekolah dasar perkembangan sosial dengan teman sebaya peserta didik usia sekolah dasar. Perkembangan social peserta didik usia sekolah dasar sangat berpengaruh dari teman sebayanya, karena sikap atau perilaku yang di tunjukan oleh seorang peserta didik itu tergantung dengan siapa ia bergaul dan ditempat manakah ia biasa bergaul. Kepribadian seorang anak dapat dilihat dari bagaimana teman sebayanya bersikap, jika teman sebayanya bersikap baik, sopan, santun, maka anak tersebutpun akan baik, sopan dan santun, begitupun sebaliknya. Sebagai calon pendidik sudah seharusnya kita mengawasi bagaimana pergaulan anak didik kita. 

kata kunci : perkembangan sosial, teman sebaya. 


PENDAHULUAN
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial anak. Hal ini menjadi suatu ajang meleburkan diri untuk anak pada norma-norma kelompok, tradisi ataupun kebiasaan masyarakat setempat. Anak mampu menyesuaikan diri pada lingkungan yang masih dianggap baru dan berinteraksi dengan baik. Pada kesempatan kali ini, anak akan belajar lebih dalam melalui stimulus yang sudah dialami dilingkungan beserta teman sebayanya.
Peserta didik adalah makhluk sosial. Sebagai makhluk sosial, ia membutuhkan orang lain untuk dapat tumbuhdan berkembang menjadi manusia yang utuh. Dalam perkembangannya, pendapat dan sikap peserta didik dapat berubah-ubah karena interaksi dan saling berpengaruh antar sesama peserta didik maupun dengan proses sosialisasi. Dengan mempelajari perkembangan hubungan sosial diharapkan dapat memahami pengertian dan proses sosialisasi peserta didik. Masa dewasa merupakan masa tenang setelah mengalami berbagai aspek gejolak perkembangan pada masa remaja. Meskipun segi-segi yang dipelajari sama tetapi isi bahasannya berbeda, karena masa dewasa merupakan masa pematangan kemampuan dan karakteristik yang telah dicapai pada masa remaja. Oleh karena itu, perkembangan sosial orang dewasa tidak akan jauh berbeda kaitannya dengan perkembangan sosial remaja. Dari hal-hal yang diuraikan di atas, maka artikel ini berjudul “Perkembangan Peserta Didik Secara Sosial dengan Teman Sebaya”.
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas antara lain sebagai berikut :
Bagaimanakah interaksi peserta didik dengan teman sebayanya di sekolah?
Bagaimana cara peserta didik menyelesaikan sebuah konflik dengan teman sebayanya?
Bagaimanakah sikap sosial anak dalam lingkungan sekolah?
Apa saja karakteristik perkembangan sosial anak?
Apakah faktor-faktor yang memengaruhi perkembangan sosial?
Bagaimana pengaruh perkembangan sosial terhadap tingkah laku?
Artikel ini ditulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana interaksi peserta didik dengan teman sebayanya di sekolah, bagaimana cara peserta didik menyelesaikan sebuah konflik dengan teman sebayanya dan bagaimana sikap sosial anak dalam lingkungan sekolah.

METODOLOGI
Metode yang dipakai saat pengumpulan data adalah metode observasi yang di dalamnya terdapat wawancara dan mengajar. Wawancara dilakukan kepada guru atau wali kelas dan peserta didik secara langsung. Proses mengajar dilakukan kepada peserta didik di kelas. Data yang terkumpul disimpan dalam bentuk catatan, pengalaman dan rekaman audio yang kemudian akan dianalisis.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pengertian Perkembangan Sosial Peserta Didik
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang di alami oleh setiap individu.  Perkembangan ini adalah proses yang bersifat kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia. Menurut Akhmad Sudrajat : 2008 bahwa “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya.” Sedangkan Menurut Poerwanti (2005:2)” Perkembangan merupakan proses perubahan kualitatif yang mengacu pada kualitas fungsi organ-organ jasmaniah, dan bukan pada organ jasmaniahnya, sehingga penekanan arti perkembangan terletak pada penyempurnaan fungsi psikologis yang termanifestasi padakemampuan organ fisiologis”. Berdasarkan pendapat para ahli diatas mengenai pengertian perkembangan dapat disimpulkan bahwa perkembangan anak adalah sebuah proses perubahan pada diri seorang anak menuju tahap pendewasaan/kematangan fungsi fisik dan psikologis yang terjadi dalam periode waktu tertentu, perkembangan bersifat kualitatif atau tidak dapat dinyatakan dengan angka.
Perkembangan Sosial berarti perolehan berperilaku yang sesuai dengan tutunan sosial. Tuntunan sosial pada perilaku sosial anak yang tergantung pada perbedaan harapan dan tutunan budaya dalam masyarakat, dimana anak berkembang juga tergantungan dari usia dan juga perkembangannya. Sosialisasi merupakan proses belajar bersikap dan berperilaku sesuai dengan tuntunan sosial sehingga mampu hidup bermasyarakat dengan orang-orang disekitarnya. Proses sosialisasi dilakukan melalui belajar, berperilaku dan memainkan peran sosial yang dapat diterima masyarakat, serta mengembangkan sikap sosial sehingga akhirnya dapat melalukan penyesuaian sosial.
Tugas perkembangan masa kanak-kanak menengah adalah untuk mencapai perasaan kompeten secara sosial. Kompetisi (aktivitas keberanian) dan penyesuaian sosial untuk membuat dan menjaga teman-teman menandai tahap perkembangan ini. Anak yang berhasil mengembangkan industri akan membantunya membangun rasa percaya diri atau sikap evaluatif  terhadap diri sendiri yang pada gilirannya membangun rasa percaya diri yang diperlukan untuk membentuk hubungan sosial yang efektif dan abadi. Kognisi Sosial usia sekolah dasar merupakan suatu pemahaman mengenai asumsi-asumsi tentang sifat hubungan atau inferensi sosial. Hubungan dengan rekan memainkan peran utama dalam penetuan gelombang yang tepat kognisi sosial pada anak usia sekolah. Anak-anak yang lebih tau belajar tentang kepercayaan, kejujuran dan bagaimana memiliki hubungan sosisal yang bermanfaat ketika mereka berinteraksi dengan teman-teman mereka, akhirnya kognisi sosial remaja muncul sebagai hasil hubungan jangka panjang yang terbentuk berdasarkan kepercayaan. Masa kanak-kanak tengah adalah tahap transisi. Fase ketika orangtua mulai berbagi kekuaasaan dan pengambilan keputusan dengan anak-anaka mereka. Namun demikian karena anak-anak memiliki pengalaman terbatas pada hal-hal yang menarik ketika berhadapan dengan situasi dan masalah orang dewasa, orang tua harus terus membuat aturan dan menetapkan batas-batasnya. (Sudarwan, 2013:66-68)
Karakteristik  Perkembangan Sosial Peserta Didik
Karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar yang pertama adalah dari segi psikomotorik adalah anak sudah memiliki gerakan yang bebas dan aman. Memiliki kemampuan dalam melaukuan koordinasi dan keseimbangan badan. Anak sudah dapat memperkirakan kegiatan yang berbahaya. Kedua dari segi mental yaitu anak sudah mulai memahami beberapa konsep abstrak seperti menghitung tanpa menggunakan benda. Anak sudah dapat menghubungkan suatu objek atau kejadian dengan konsep tertentu yang bersifat abstrak. Anak dapat menunjukkan kreativitasnya dalam membntuk suatu karya tertentu, Anak dapat meciptakan sesuatu bentuk dengan menggunakan alat. Ketiga segi sosial-emosionalitas yaitu anak mulai tidak suka terikat dengan orang dewasa. Anak dapat menunjukkan penghargaan terhadap guru atau orang dewasa lainnya. anak dapat menunjukkan sikap empati terhadap suatu kondisi. (Cindy, 2011)
Pengaruh yang timbul pada keterampilan sosialisasi anak diantaranya berikut ini :
Membantu anak untuk belajar bersama dengan orang lain dan bertingkah laku yang dapat diterima oleh kelompok.
Membantu anak mengembangkan nilai-nilai sosial lain diluar nilainya.
Membantu mengembangkan kepribadian yang mandiri dengan mendapatkan kepuasan emosional dari rasa berkawan
Menurut Hurlock mengemukakan ada beberapa pola perilaku dalam situasi sosial pada awal masa anak-anak yaitu diantaranya kerja sama, persaingan, kemurahan hati, hasrat akan penerimaan social, simpati, empati, ketergantungan, sikap ramah, meniru, dan perilaku kedekatan.
Bentuk-bentuk Perilaku Sosial Anak
Melalui pergaulan atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa lainnya maupun teman bermainnya, anak usia SD mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Diantaranya :
Pembangkangan (Negativisme), bentuk tingkah laku melawan. Tingkah laku ini terjadi sebagai reaksi terhadap penerapan disiplin atau tuntutan orang tua atau lingkungan yang tidak sesuai dengan kehendak anak.
Agresi (Agression), perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal). Agresi merupakan salah bentuk reaksi terhadap rasa frustasi (rasa kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhan atau keinginannya).
Berselisih (Bertengkar), sikap ini terjadi jika anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap atau perilaku anak lain.
Menggoda (Teasing), menggoda merupakan bentuk lain dari sikap agresif, menggoda merupakan serangan mental terhadap orang lain dalam bentuk verbal (kata-kata ejekan atau cemoohan) yang menimbulkan marah pada orang yang digodanya.
Persaingan (Rivaly), keinginan untuk melebihi orang lain dan selalu didorong oleh orang lain. yaitu persaingan prestice (merasa ingin menjadi lebih dari orang lain).
Kerja sama (Cooperation), kerja sama merupakan sikap mau bekerja sama dengan orang lain.
Tingkah laku berkuasa (Ascendant behavior), tingkah laku untuk menguasai situasi sosial, mendominasi atau bersikap bossiness. Wujud dari sikap ini adalah ; memaksa, meminta, menyuruh, mengancam dan sebagainya.
Mementingkan diri sendiri (selffishness), yaitu sikap egosentris dalam memenuhi interest atau keinginannya
Simpati (Sympathy), sikap emosional yang mendorong individu untuk menaruh perhatian terhadap orang lain mau mendekati atau bekerjasama dengan dirinya.
Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Sosial Anak
Menurut soetarno berpendapat bahwa ada dua faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor lingkungan keluarga dan faktor dari luar rumah atau luar keluarga.
Faktor Keluarga, keluarga merupakan kelompok sosial pertama dalam kehidupan sosial anak. Diantara faktor yang terkait dengan keluarga dan yang banyak berpengaruh terhadap perkembangan social anak adalah hal-hal yang berkaitan dengan status sosial ekonomi keluarga, keutuhan keluarga, sikap dan kebiasaan orang tua, dan faktor lingkungan luar keluarga.
Sedangkan menurut Elizabeth B. Hurlock (1978) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan sosial anak, yaitu faktor pengalaman awal yang diterima anak. Pengalaman social awal sangat menentukan perilaku kepribadian selanjutnya.
Sekolah juga mempunyai pengaruh yang sangat penting bagi perkembangan sikap sosial anak, karena selama masa pertengahan dan akhir anak-anak, Anak-anak menghabiskan waktu bertahun-tahun di sekolah sebagai anggota suatu masyarakat kecil yang harus mengerjakan sejumlah tugas dan mengikuti sejumlah aturan yang menegaskan dan membatasi perilaku, perasaan dan sikap mereka (Santrock dalam Sinolungan). Di sekolah, guru membimbing perkembangan kemampuan sikap, dan hubungan sosial yang wajar pada peserta didiknya. Hubungan sosial yang sehat dalam sekolah dan kelas seyogyanya diprogram, dikreasikan, dan dipelihara bersama-sama dalam belajar, bermain dan berkompetisi sehat. Sekolah mengupayakan layanan bimbingan kepada peserta didik. Bimbingan selain untuk belajar adalah untuk penyesuaian diri ke dalam lingkungan atau juga penyerasian terhadap lingkungannya. Kepada siswa diajarkan tentang disiplin dan aturan melalui keteraturan atau conformity yang disiratkan dalam tiap pelajaran (Sinolungan, 2001).
Pengaruh Perkembangan Sosial Terhadap Tingkah Laku
Dalam perkembangan sosial anak, mereka dapat memikirkan dirinya dan orang lain. Pemikiran itu terwujud dalam refleksi diri, yang sering mengarah kepenilaian diri dan kritik dari hasil pergaulannya dengan orang lain. Hasil pemikiran dirinya tidak akan diketahui oleh orang lain, bahkan sering ada yang menyembunyikannya . Pikiran anak sering dipengaruhi oleh ide-ide dari teori-teori yang menyebabkan sikap kritis terhadap situasi dan orang lain, termasuk kepada orang tuanya. Kemampuan abstraksi anak sering menimbulkan kemampuan mempersalahkan kenyataan dan peristiwa-peristiwa dengan keadaan bagaimana yang semestinya menurut alam  pikirannya. Disamping itu pengaruh egoisentris sering terlihat, diantaranya berupa cita-cita dan idealism yang baik, terlalu menitik beratkan pikiran sendiri, tanpa memikirkan akibat labih jauh dan tanpa memperhitungkan kesulitan praktis yang mungkin menyebabkan tidak berhasilnya menyelesaikan persoalan, dan kemampuan berfikir dengan pendapat sendiri, belum disertai pendapat orang lain daalm penilaiannya.
Data Observasi
Pengambilan data dilakukan pada tanggal 10 Maret 2020. Data yang diambil berupa pengamatan dan wawancara langsung. Adapun data-data tersebut sebagai berikut.


Draft Wawancara
Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk menggali informasi dari guru tentang keterampilan sosial anak atau peserta didik khususnya keterampilan sosial dalam kegiatan bermain dengan teman sebaya mereka. Adapun pertanyaan yang ditanyakan, dan jawaban sebagai berikut.
Bisa anda jelaskan bagaimana inisiatif anak untuk beraktivitas dengan teman sebaya?
Jawaban : Dengan cara mengadakan belajar kelompok supaya anak dapat berinisiatif dan beraktivitas dengan leluasa.
Menurut anda bagaimana kemampuan anak untuk bergabung dalam permainan?
Jawaban : Langsung bergabung dengan permainan, siswa menuruti perintah, siswa lalu menangkap apa yang akan ditugaskan.
Bagaimana kemampuan anak dalam berkomunikasi?
Jawaban : siswa dapat berkomunikasi dengan siapa saja tidak pilih-pilih teman.
Bisa  anda  jelaskan  bagaimana kemampuan anak untuk memelihara peran ketika bermain dengan teman sebaya?
Jawaban : guru sering memperingatkan anak-anak untuk tidak membahayakan diri sendiri dan orang lain .
Apakah anak menunjukkan sikap bertoleransi kepada teman bermain?
Jawaban : iya sangat bertoleransi contohnya saja ketika ada temannya yang tidak membawa uang jajan siswa langsung berbagi uang jajan kepada siswa yang tidak membawa uang tersebut. 
Menurut anda apakah anak mampu menunjukkan respon yang tepat kepada teman bermain?
Jawaban : Sebagian kecil saja ada yang tidak bisa menunjukkan, ada 1,2 orang siswa yang kurangnya respon dan perlu diadakannya bimbingan . 
Bisa anda jelaskan bagaimana sikap egosentrisme anak terutama ketika bermain dengan teman?
Jawaban : Egosentrisme kepada teman bermain, macam-macam kelas 3 itu harus terus di ingatkan tentang hal baik. Karena sikap dan wataknya berbeda-beda.
Apakah anak bisa bekerja sama dengan teman bermain?
Jawaban : Sangat amat bisa
Bisa anda jelaskan bagaimana sikap anak ketika terjadi konflik dengan teman bermain?
Jawaban : Sebesar-besarnya masalah siswa pastio akan akur kembali. Kelas 3 sekarang lumayan sangat ksar, cara awal belajar ibu harus kultum, ceramah dulu. Permasalahannya soal pribadi ketika permasalahan orang tua.
Bagaimana kemampuan anak dalam mengatasi konflik dalam bermain?
Jawaban : Laporan ke guru bila lawan pemainnya sama-sama memiliki ego yang tinggi.
Daftar Nama Sempel
Sempel yang diambil berasal dari salah satu Sekolah Dasar di Serang yaitu SDN Batok Bali. Sekolah ini beralamatkan di Jl. Ciracas No. 40, Serang, Kecamatan Serang, Kota Serang, Provinsi Banten. Sempel yang diambil adalah peserta didik yang tengah duduk di kelas 3. Nama-nama sempel diantaranya :
Rayhan Al Hafizi (L)
Fathian Kholid (L)
M Azmi Fathullah(L)
Addiena Syaefi S. (P)
Najwa Safira (P)
Nafezah (L)
Zahra Nabil B. (P)
Alay Zhafira W. (P)
M. Azka Al Fatih (L)
M Mulki Al D. (L)
Nur Horisah (P)
Royyan Athoriq (L)
Raka Harisandi (L)
M. Ardan Vilasto (L)
Cantika Sri R. (P)
Fathya Putri A. (P)
Muflihah (P)
Fitri Cahya R (P)
Fauzan Aqil A. (L)
Marisca (P)
M. Rizki (L)
M. Ardan Aras (L)
Ratu Malyana (P)
Aisyah Aqiqah (P)

SIMPULAN
Berdasarkan hasil wawancara ke seorang guru di salah satu sekolah dasar dan pengamatan langsung terkait perkembangan sosial dengan teman sebaya peserta didik usia sekolah dasar, peserta didik yang peka atau memiliki empati yang tinggi kepada teman sebaya lebih dominan dibandingkan peserta didik yang kurang atau bahkan tidak memiliki rasa empati kepada teman sebaya. Namun dalam taraf pergaulan meraka cenderung sering menimbulkan berbagai macam konflik antar teman bermain. Walaupun mereka sering kali dapat menyelesaikan konflik tersebut akan tetapi jika terus berlarut seperti itu hal tersebut akan berdampak buruk bagi prilaku mereka. Karena dari hasil wawancara yang dilakukan pada saat observasi ke Sekolah Dasar mereka setiap harinya selalu saja ada konflik yang menyebabkan suasana kelas tidak kondusif. Perkembangan peserta didik usia sekolah dasar sangat berpengaruh dari teman sebayanya, karena sikap atau perilaku yang di tunjukan oleh seorang peserta didik itu tergantung dari dimana ia bergaul dan ditempat mana ia biasa bergaul. Kepribadian seorang anak dapat dilihat dari bagaimana teman sebayanya bersikap, jika teman sebayanya bersikap baik, sopan, santun, maka anak tersebut pun akan baik, sopan, santun, begitupun sebaliknya. Sebagai pendidik sudah seharusnya kita mengawasi bagaimana pergaulan anak didik kita seperti apa, bukan hanya sekedar memberi pengetahuan akademik saja namun sebagai pendidik harus mampu mengarahkan anak didiknya ke arah yang lebih baik terlebih melindunginya dari pengaruh negatif dari perkembangan zaman saat ini, jangan sampai peserta didik tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan usia mereka.

UCAPAN TERIMAKASIH
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Atas berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan artikel ini. Terimakasih kepada dosen pengampu mata kuliah Perkembangan Peserta Didik SD yang telah memberikan izin untuk melaksanakan kegiatan observasi. Terimakasih kepada Kepala sekolah dan Staf SDN Batok Bali yang memberikan izin agar sekolah tersebut dijadikan objek observasi. Terimakasih kepada Wali kelas 3 yang bersedia diwawancara. Terimakasih kepada anggota kelompok observasi yang telah bersusah payah menyusun angket wawancara dan meluangkan waktu melakukan observasi serta menyusun data hasil tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Danim, Sudarwan. 2013. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Alfabeta 
Fitri, Cindy. 2011. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar. [Online] Tersedia : http://cindyfitri.blogspot.co.id/2011/03/karekteristik-perkembangan-anakusia.html?m=1

Komentar

Postingan Populer